Sabtu, 12 Juli 2008

RUMAH SAHABAT

RUMAH SAHABAT

Gila, pinter banget nih cewek. Itu kesan pertama yang dirasakan Gempar saat ngliat Lintang ngejawab abis semua pertanyaan yang dilemparin Guru.
Kebiasaan Lintang mampir ke toilet sebelum masuk kelas membuat penampilannya lebih fresh daripada cewek-cewek lain di kelas. Soal penampilan Lintang emang nomor wahid, namanya juga cewek gitu loh. Di toilet dandan poles sana poles sini biar tambah cantik.
Penampilan yang semakin hari semakin seger membangunkan hati Gempar yang selama ini tertidur, bahkan terbuai mimpi-mimpi menemukan sosok wanita yang dapat menggantikan Aline. Gempar pisah ama Aline karena sama-sama ngga` kuat jalanin hubungan Long Distance, akhirnya mereka memilih untuk pisah baik-baik.
*****

Di kelas Lintang termasuk anak yang aktif dan paling gaul, dia menjadi trend setter anak-anak yang lain. Lintang emang tipe Gempar baget. Pertama, cewek yang dapat mengusik hatinya harus smart, dalam pengertian wawasan luas, jadi kalo diajak ngobrol apa aza nyambung. Kalo pinter mata pelajaran sih biasa aza, lagian Gempar pacaran bukan untuk minta diajarin matematika koq. Bukan Cuma smart aza, Lintang cantik juga bo`. Skala hati Gempar naik turun ga beraturan tiap ketemu Lintang. Gempar sadar saat itu dia telah masuk jaring-jaring asmaranya Lintang. Seperti orang normal lainnya yang sedang menuai indahnya cinta, Gempar juga merasakan ngga` enak makan, ngga` enak tidur, hambar banget kalo sehari ngga` ngliat Lintang.
*****

Rasa yang muncul di hati Gempar pun ditindak lanjuti dengan pendekatan-pendekatan telpon-telponan, anterin pulang, makan bareng. Setelah dirasa pendekatannya sudah cukup, dan sasaran sudah ditentukan, langkah Gempar selanjutnya adalah membidik. Saat picu ditarik keluarlah kata-kata indah yang mengungkapkan isi hati Gempar. Sasaran pun dengan lihainya mengindar dengan mengeluarkan kata-kata “aku nggak bisa” Ternyata kemampuan menembak Gempar telah menurun, sasaran kali ini meleset jauh dan baru kali ini meleset.
“It`s Ok”, kata Gempar berusaha menyembunyikan kekecewaannya. “Lintang kamu masih mau kan jadi temenku” pinta Gempar dengan penuh harap. Anggukan Lintang menjawabnya.
*****

Setelah penembakan, tampaknya Lintang masih canggung ketemu Gempar, bahkan dia sempat nggak masuk beberapa hari. Melihat gelagat Lintang yang berubah, Gemapr berusaha yakinin hati Lintang bahwa ada hubungan lain yang enak dilihat dan sedap dinikmati daripada saling menghidar. Lambat laun Lintang mulai terbiasa dengan Gempar lagi. Bercanda, ketawa-ketiwi walaupun ngga` ada yang lucu. Ada saatnya Lintang memberikan bahunya untuk sandaran masalah-masalah yang dihadapai Gempar. Gemapr pun berusaha memberikan kupingnya untuk mendengarkan kesedihan Lintang.
*****

Rasa cinta yang ada di hati Gempar, ngga` hilang begitu saja. Gempar masih menyimpan rasa itu dalam-dalam.
*****

Orang tua yang pindah tugas, megharuskan Gempar untuk pindah sekolah juga ke luar kota. Gempar berat banget ninggalin kotanya, apalagi meninggalkan Lintang. Gempar bimbang, apakah dia dapat bertahan jalanin hari-harinya tanpa kehadiran Lintang. Tapi keadaan harus memaksa Gempar untuk membawa cinta Lintang.

Rasa cinta yang masih tertanam kuat di hati, membuat Gempar mampu melewati kangennya. Ada saatnya Gempar meluangkan waktunya menemui Lintang, yang paling sering dilakukan cuma telpon-telponan atau sekedar sms. Gempar maupun Lintang saling cerita tentang kabar dan perkembangan terakhir kehidupan mereka. Tentang cowok yang PDKT Lintang, ada lagi yang aneh cowok yang rela jadi simpenannya. Tentang temen-temen baru Gempar dan cewek yang sekarang deket ama Gempar. Jadi walaupun mereka jauh hati mereka tetep deket
*****


Aral melintang menghalangi perjalanan mereka lagi. Saat Lintang lulus sekolah, dia harus kembali lagi ke rumah. Tak ada lagi ketemuan dan telpon-telponan. Hari-hari Gempar kacau saat itu, kuliah buyar mata kuliah nilainya hancur semua. Gempar seolah-olah kehilangan separuh jiwanya.

Hingga suatu saat ada kabar dari Lintang lewat email, di emailnya Lintang cerita hari-harinya. Setelah mencoba UMPTN ngga` lolos Lintang mengambil kursus komputer. Mulai dari situ, Gempar mendapatkan spirit baru dan dia berusaha menata hidupnya kembali yang sempat kacau. Walaupun email itu datangnya sebulan sekali, Gempar menantikan email-email itu karena merupakan energi boat Gempar untuk menjalani hari-harinya agar lebih enjoy.
Setelah sekian lama hanya ketemu lewat email, Tuhan mempertemukan mereka di satu kota, Alhamdullillah doa Gempar terkabul. Yup kini Gempar dan Lintang bersatu kembali. Hidup Gempar semakin berwarna dengan kehadiran Lintang di sisinya. Kebiasaan-kebiasaan lama terulang kembali makan, nonton atau sekedar menikmati lampu kota sering mereka lakukan berdua. Yang paling menyedihkan adalah kejadian itu hanya berlangsung beberapa bulan saja, Lintang harus kembali ke kampung halamannya. Kini Gempar harus menahan rindunya lagi.
*****

Rasa cinta yang berkarat, yang membuat Gempar teteap mempertahankan Lintang. Gempar tidak mau pergi dari kehidupan Lintang. Gempar mempunyai keyakinan tersendiri tentang sosok Lintang. Baru kali ini ada wanita yang sanggup membuat karat di hatinya. Bahakan rasa itu semakin berkarat sampai 2 tahun. Gempar ngga` habis pikir kenapa hatinya begitu kuat dengan Lintang. Emang Lintang mempunyai karakter yang kuat di mata Gempar, prinsip dipegang kuat, wawasannya pun juga luas, itu yang mungkin mempengaruhi pemikiran Lintang yang cenderung liberal.
*****

Pada saat Gempar surfing di warnet, dia buka emailnya. Di inbox tertulis Lintang Aprillia dengan subject “I`m Coming”, isi email itu singkat dan jelas “Gempar aku diterima di Unyil University”. Gempar shock , sambil baca-baca kembali email ituberulang kali. Dia juga menepuk-nepuk pipinya, yakinin kalo ini ngga` mimpi.
*****

Berkumpulnya kembali Gempar dan Lintang membuat hubungan mereka semakin deket. Rasa cinta yang ada selama ini lambat laun bergeser menjadi rasa sayang sebagai seorang sahabat seiring dengan perjalanan mereka. Gempar ngga` mau meruntuhkan hubungannya yang telah ia bangun bersama dengan susah payah dan sempat beberapa kali rubuh. Sekarang setelah bangunan itu nyaman untuk di tempati dan enak untuk dilihat Gempar nggak mau meruntuhkannya dengan kata cinta. Kini mereka ngejalanin hubungan mereka dengan status sebagi sahabat, walaupun ngga` ada komitmen langsung “kita sahabat”, tapi komitmen itu sudah tertanam di dalam hati mereka masing-masing.

Rasa ingin memiliki Lintang sebagai seorang kekasih kadang muncul, tanapa diundang, rasa itu pun pergi ketika Gempar teringat membangun “rumah sahabat” itu susah. Seperti yang tertulis dalam buku kumpulan kata mutiara “ sahabat itu lebih abadi daripada pacar”, ada lagi nih “ Mencari pacar lebih mudah daripada mencari sahabat”. Kalo kita mau menyempatkan diri untuk memikirkan kata-kata seperti itu, ternyata ada benarnya juga, tul ngga`?

Walaupun Gempar dan Lintang berada dalam satu kota, mereka jarang ketemu karena kesibukan kuliah masing-masing. Walupun jarang ketemu satu sama lain menyempatkan diri untuk saling telpon, menjaga agar hati mereka tetep deket. Jika ada waktu luang mereka sempatkan untuk ketemu di kampus Lintang meskipun Cuma 1 atau 2 jam saja.
Gempar tidak meminta hati Lintang, yang ia butukan adalah memohon sedikit waktu Lintang untuk dihabiskan bersama. Komitmen tetap komitmen, tapi kadang komitmen dikalahkan oleh perasaan. Cara mengalahkan perasaan adalah inget susahnya membangun “RUMAH SAHABAT”

Tidak ada komentar: