Sabtu, 04 Oktober 2008

AJINING DIRI GUMANTUNG ONO ING LATHI

Sebuah keindahan dalam kehidupan, jika manusia bersedia mengucapkan tiga kata yang cukup simple. Begitu simpelnya sehingga manusia kadang lupa untuk mengucapkannya. Tapi jika semua sadar akan keampuhan kata-kata itu maka akan ada kedamaian di dunia ini. Tiga kata itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH.


Kata maaf, dapat digunakan untuk meredam konflik yang lebih besar jika orang yang bertikai saling maaf memaafkan. Kata maaf sebaiknya diucapkan saat kita berbuat kesalahan kepada orang lain, sebelum kita mati dan tidak harus menunggu saat lebaran tiba. Jika kita mati sebelum lebaran , maka kita pun juga tidak akan dimaafkan Tuhan, karena Tuhan akan memafkan apabila orang yang bertikai saling memaafkan.


Kata maaf ini biasanya sulit diucapkan oleh orang – orang yang yang bersahabat dengan egoisme. Seseorang kadang tidak bersedia saling maaf - memaafkan dengan alasan takut gengsinya turun, bargaining positionnya rendah. Kata-kata yang biasa muncul adalah “Loh dia kan yang salah, dia donk yang harus minta maaf duluan”. Jika kejadian ini dibiarkan terus menerus, tidak akan ada perdamaian sehingga dapat memicu konflik yang lebih besar. Kenapa kita tidak menurunkan ego dan gengsi untuk memberi atau meminta maaf kepada sesama. Bukankah kedamaian itu lebih indah?


Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu manusia diwajibkan untuk saling tolong menolong antar sesama. Ada dua pilihan manjadi penolong atau orang yang ditolong. Dalam kehidupan ada saatnya kita menolong orang lain yang mengalami kesulitan, dan akan tiba waktunya pula kita ditolong oleh orang lain saat kita sedang kesusahan. Walaupun belum tentu orang yang menolong kita adalah orang yang pernah kita tolong. Gusti Allah Mboten Sare………….Amal baik yang pernah kita perbuat akan diganti berlipat ganda.


Saya pernah melihat adegan antara anak dan bapak di sebuah lapangan bola. “ Jef tolong ambilkan minuman di tas Bapak”. Kata si Bapak. Disini saya melihat seorang bapak sedang mengajarakan kepada anaknya membiasakan diri menggunakan kata tolong. Adegan tadi akan terasa berbeda jika si Ayah berkata “ Jef.,ambilin minuman di tas Bapak”.


Pada adegan pertama reaksi yang dirasakan adalah si anak akan merasa berarti buat ayahnya, karena merasa menolong dan tidak terdengar nada suruhan. Selain itu tidak terlihat ada strata disini. Reaksi yang dirasakan dalam adegan yang kedua adalah sebuah komando dari sang ayah kepada anaknya, jelas ada sebuah strata di sini. Si anak merasa dirinya disuruh. Walupun hakikatnya sama, dengan menyelipkan kata tolong maka sebuah perintah akan terasa lebih halus dan menyenangkan.


Kata terima kasih merupakan sebuah penghargaan kepada seseoarang yang telah memberikan pertolongan ataupun melakukan kebaikan. Tapi kadang kita lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah melakukan kebaikan kepada kita, hanya karena apa yang dia lakukan adalah sebuah hal yang kecil. Misalnya, kadang kita lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang telah mengantarkan makanan ke kita, atau kepada tukang parkir yang telah memberi aba- aba kita untuk menyeberang.


Saya yakin dengan mengucapkan kata itu mereka pasti senang, karena mereka merasa dianggap exist walaupun mereka cuma pelayan ataupun juru parkir. Memang tugas mereka melayani tamu dan memberi aba-aba, tapi alangkah baiknya jika kita memberi penghargaan kecil dengan mengucapkan terima kasih. Syukur-syukur memberi mereka uang tips.


Kawan coba bayangkan tiga kata itu benar-benar merasuk ke sendi-sendi, mengalir deras di pembuluh darah, bersemayam di hati , dan bermesraan di pikira kita, dan kita terapkan dalam kehidupan ini………………..HIDUP JADI LEBIH INDAH.




Salam


Benny Pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com

Kriteria Berita

Kriteria Berita

Kita sering mendengar, membaca berita di berbagai media massa. Berita mengenai kenaikan BBM, berita tentang maraknya persiapan pemilu, pembagian zakat yang menelan korban, bahkan sampai pada perceraian artis. Jika ditinjau dari segi teori berita merupakan sesuatu yang cukup rumit. Sehingga belum ada seoarang ahli yang mampu mendefinisikan berita secara memuaskan. Mereka hanya mampu merumuskan apa yang disebut sebagai nilai berita, yaitu kriteria-kriteria apakah sebuah peristiwa layak disebut sebagai berita atau tidak. Tau ga seeh loeee……..,dalam proses penulisan berita tersebut ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi ..

Kriteria tersebut antara lain:
1. Magnitude, seberapa luas pengaruh sebuah peristiwa bagi khalayak. Sebagai contoh berita kenaikan BBM pengaruhnya lebih luas daripada berita tentang pilkada di Lampung.
2. Significance, berita tentang maraknya flu burung lebih penting daripada berita tentang korupsi anggota DPR. Jadi seberapa penting peristiwa tersebut bagi masyarakat.
3. Actually, tingkat aktualitas sebuah peristiwa. Berita tentang kampanye calon presiden sangat menarik jika disajikan menjelang pemilu.
4. Proximity, kedekatan sebuah peristiwa dengan masyarakat. Berita tentang sebuah tentang gempa bumi di Jogja lebih menarik bagi warga Indonesia dibandingkan dengan bencana badai Katrina di Amerika.
5. Prominence, yaitu akrabnya sebuah peristiwa dengan khlayak. Contoh berita tentang bintang-bintang MAMAMIA lebih akrab dikalangan remaja, daripada berita tentang Sea Games.
6. Human Interest, yaitu peristiwa yang bisa menyentuh perasaan hati masyarakat. Contoh berita tentang masyrakat dipinggiran Jakarta yang makan roti basi untuk mempertahankan hidupnya.
Tidak semua berita harus memenuhi semua criteria diatas, namun juka lebih banyak kriteria tersebut ada dalam sebuah peristiwa, maka kejadian tersebut layak disebut sebagai sebuah berita.
Source: Dasar-dasar Teknis Jurnalistik by Jonru (penulis lepas.com)


Salam


Benny pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com


Bagaimana Membuat Karakter Tiga Dimensi?

Bagaimana Membuat Karakter Tiga Dimensi?


Pada saat melihat film ato sinetron, kadang kita teringat dengan sebuah karakter yang ada dalam cerita itu. Kuatnya karakter yang dibentuk tidak lepas dari riset oleh si pembuat cerita itu sendiri. Sebagai contoh karakter emak dalam Bajaj Bajuri, ditokohkan sebagai ibu yang judes pelit, kurang suka dengan mantunya. Karakter Pak Raden pun juga salah satu karakter yang kuat. Tokoh Pak Jalal dalam sinetron Para Pencari Tuhan pun juga tak kalah menarik.
Pengembangan karakter sangat diperlukan untuk membuat cerita lebih menarik dan bisa tersimpan di benak penonton. Dalam film James Bond biasanya mempunyai tokoh-tokoh dua dimensi, yaitu jahat dan baik. Tokoh yang jahat biasanya sangat jahat dan tokoh yang baik terlampau baik.
Jika kita menggunakan penokohan tiga dimensi, maka cerita akan lebih menarik. Karakter tiga dimensi adalah karakter yang menyerupai seseorang yang kita kenal, tetapi lebih bagus karena dia fiksi. Tokoh yang jahat mempunyai setitik nilai yang baik, sementara tokoh yang baik terdapat noda jahat, seperti di dalam film Lord Of the Ring.
Karakter dalam film itu menggunakan pola tiga dimensi yang terlihat dari tokoh baik seperti Galadriel dan Bilbo Baggins. Sekilas mereka menunjukkan sisi jahatnya, ketika ia tergoda untuk memiliki cincin yang punya kekuatan itu
Bagaimana membentuk karakter tiga dimensi? Dalam buku Successful Script Writing, Jurgen Wolff dan Kerry Cox telah membuat daftar pertanyaan yang efektif dalam mengembangkan karakter.Daftar ini sebagai berikut:
1) Nama
2) Jenis Kelamin
3) Umur
4) Ciri-Ciri
5) Apa pendapat karakter tentang tampangnya
6) Bagaimana masa kecil karakter ini? Jelaskan:
a) Hubungan dengan orang tuanya
b) Hubungan dengan saudara-saudaranya
c) Hubungan dengan orang-orang lain yang penting di masa kecilnya
d) Gaya hidup semasa kecil
e) Pendidikan
f) Kegiatan masa kecil
g) Di mana dia tinggal
7) Jelaskan pendidikannya, sampai mana dia sekolah
8) Jelaskan hubungannya saat ini dengan
a) Orang tuanya
b) Saudara-saudaranya
c) Orang-orang penting dimasa kecilnya
9) Jelaskan hubungan pribadi karakter ini, apakah dia sudah menikah atau masih lajang?
10) Jelaskan agama tau kepercayaannya
11) Apakah karakter ini mempunyai anak? Kalu Ya, bagaimana hubungannya dengan mereka?, kalau tidak, apa pendapatnya tentang anak-anak.
12) Apa pekerjaan karakter ini
13)Jelaskan hubungan karakter ini dengan atasannya dan dengan teman-teman kantornya.
14) Apa pendapat karakter ini tentang pekerjaannya?
15) Apa saja kegiatan karakter ini selain pekerjaannya?
16) Jelaskan filosofi hidup karakter ini
17) Jelaskan pandangan politiknya
18)Simpulkan kepribadian karakter ini, apakah dia seorang pesimis, optimis, terbuka, tertutup, dsb
19) Apa yang membuat karakter ini bangga?
20) Apa yang membuat karakter ini malu
21) Bagaimana kondisi kesehatan karakter ini
22) Seberapa pandai
23) Jelaskan hubungan karakter ini dengan karakter-karakter utama lainnya di scenario anda.
Anda bisa menambah daftar pertanyaan tersebut, untuk melakukan riset karakter yang akan anda buat. Dengan memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan-pertanyaan itu maka kita akan mendapatkan gamabaran lengkap tentang karakter yang berfungsi dalam mengutarakan cerita. Sekian

Source: Menjadi Penulis Skenario Profesional (Sony Set & Sita Sidarta), Grasindo, 2003.

Salam


Benny Pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com