Selasa, 02 November 2010

Mengenang Marijan

Pada tanggal 26 Oktober Gunung Merapi memuntahkan awan panasnya. Kawasan di sekitar lereng luluh lantak terkena awan panas. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, total pengungsi menjadi 18.929 jiwa yang berada di 8 titik.Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, pengungsi bertambah menjadi 47.571 jiwa yang tersebar di 68 titik pengungsian. Dengan demikian total pengungsi akibat letusan Gunung Merapi mencapai 66.500 jiwa.(antara news).

]
Sampai sekarang(20 okt 2010) sudah lebih dari 39 nyawa melayang termasuk juru kunci Raden Ngabehi Surakso hargo atau yang lebih dikenal dengan nama Mbah Marijan. Kesetiannya terhadap Merapi patut mendapat penghargaan dan dijadikan contoh buat masyarakat Indonesia. Loyalitas tugasnya dibawa sampai ke liang lahat. Sungguh pribadi yang patut dicontoh dari seorang Mbah Marijan. Beliau selalu ramah dan murah senyum ketika para pendaki yang mampir ke rumahnya. terakhir bertemu dengan mbah Marijan sekitar 3 tahun yang lalu, saat liputan bersama Tim Good Morning Trans TV. Berikut cerita kenangan bersama Mbah Marijan 3 tahun yang lalu saat prosesi Labuhan Ageng di Merapi.

Perjalanan menuju marijan dimulai pukul 06.45, tpet yang kami tuju pertama kraton jogja , untuk mengambil prosesi penyerahan ubo rampe, yang mo di bawa ke marapi. Setelah dari kraton, kita menuju ke kantor Camat cangkringan, di sana diadakan peyerahan ubo rampe dari utusan kraton ke Mbah Marijan. Gila Mbah marijan getoh, sosok lelaki yang Roso….yang ga gentar walo merapi mo meletus sekalipun, beliau tetep kekeh menjaga merapi. Mungkin itu amanat yang diembannya selama ini. Sosok yang langka dalam dnuia yang sudah cukup tua ini. Beliau memegang teguh amanat yang diembannya, walo taruhannya nyawa………………..

kembali ke menuju Marijan

Acara peyerahan ubo rampe berlangsung sekitar 1 jam , dihadiri pejabat kecamatan, dan beberapa wartawan.

Setelah acara penyerahan selesai kami kembali turun……..

kami akan naik lagi malam nanti, mungkin ba`da maghrib, menuju basecamp di atas, jam 5 pagi besok, kami mulai menapaki merapi. Setapak-demi setapak akan kami lalui hanya untuk Mbah Marijan……karena itu misi kami. Misi yang biasa disebut Imposibble, dan kami biasa meyelesaikan misi tersebut.

PEW

140807:1639


Jumpa lagi dengan lanjutan cerita marijan.

Setelah kemarin kita turun dari Cangkringan, aku dan mas sony stay di kantor MSV. Sekitar jam 20:00 temen temen dari Trans TV (Eno, Andy) datang dengan APVnya. Kami ngobrol-ngobrol sebentar sambil menunggu Joko Badeg dan temen temen dari MSV, Danang dan Endrow. Sekitara jam 21:00 mobil mulai melaju menuju KinahRejo kediaman mbah Marijan. Tapi aku sama badeg naik motor, karena ada Yuli temennya Badeg yang change sama aku. KaSihan Yuli kalo harus naik motor. DIIINGIIIN NIAN.

Aku dan team Trans Tv sampai di Kinahrejo tidak berselang lama, karena badeg naek dengan full speed. Hee..he..? Sampai di Kinahrejo halaman rumah mbah Marijan penuh sesak orang, ada dari berbagai media, shandika, metro tv, trans 7, dan temen temen mapala dari berbagai univesrsitas. Mas Sony malam itu berusaha nego dengan keluarga mbah Marijan supaya bisa wawancara, tapi anakanya bilang bahwa mbah Marijan tidak bisa di wawancara. Mungkin mood mbah Marijan lagi turun. Usaha pertama gagal kami mulai mencari-cari tempat untuk tidur, karena kami harus save energy, boat pendakian esok hari yang direncanakan jam 06:00 pagi.

15 agustus2007 06:18

Jam 06:00 pagi kesibukan sudah terlihat, abdi dalem mulai mengenakan beskap, di dalam rumah mbah Marijan terlihat Ibu-ibu mempersiapkan, ubo rampe yang akan dibawa ke marapi. Temen-temen dari media pun mulai menyiapkan senjatanya. Kami pun juga demikian walaupun kantuk terus menyerang kami berusaha tetap melek, karena ini misi yang biasa kami sebut Mission Imposible.

It`s Show Time

Rombongan mbah Marijan mulai bergerak, kami mengikuti dari belakang, ada beberapa temen-temen yang mendahului rombongan untuk mengambil gambar. Pendakian mulai berat, tidak ada jalan datar sedikitpun. Mas Sony, Eno, Andy dan Badeg berada di depan, Endro sudah tidak kiliatan lagi. Rombongan di belakang Aku, Yuli dan Danang. Yuli tampak kelelahan, begitu juga aku sama Danang. Terakhir aku naik gunung kelas 2 smp. So ini pendakian pertamaku setalah beberapa tahun. Salut boat Yuli yang tetap semangat untuk naik,walupun badannya lemes. Yuli ingin melihat prosesi labuhan. Tanjakan demi tanjakan kami lalui, naik gunung terasa menyenangkan, kami selalu ngasih semangat untuk mencapai puncak, semua seperti saudara.

Aku agak terpisah dari Yuli, dalam perjalanan terakhir aku ngobrol dengan abdi dalem. Dari bapak Marto, aku tahu bahwa labuhan ini diadakan setahun sekali di beberapa Titik diantaranya

  • Pantai Selatan tanggal 30 Rajab

  • Gunung Merapi tanggal 1 Ruwah

  • Gunung Kelud bulan Suro, tanggalnya diambil yang paling dekat dengan Jum`at Legi

  • Gunung Kawi, waktunya sama dengan gunung Kelud

Selain labuhan Alit ternyata ada labuhan Ageng, labuhan Ageng dilaksanakan setelah 10 labuhan Alit. Bapak Marto yang berusia 70-an ini tetap semangat mendaki Mrapi, ini merupakan pengabdian, kata beliau. Pak marto adalah Abdi dalem dengan gelar Ngabei, rumahnya de daerah pantai Parangkusumo. Dan aku pun berniat ngangsu kawruh ke beliau untuk belajar seluk beluk jawa

Kembali ke Marijan

Setalah ngobrol beberapa lama dengan Pak Marto, akhirnya aku sampai di tempat labuhan, Yuli masih masih tertinggal di bawah, jaraknya cukup lama juga. Sambil menunggu Yuli aku mencari-cari Mas Sony dan Kawan-kawan, terlihat, Mas Sony, Eno,Badeg. Sementara itu Andy dan Endro sibuk mengambil gambar. Yuli pun mulai menampakkan wajah lesunya. Akhirnya kami berkumpul sambil menunggu upacara selesai. Yang ditandai dengan pembagian berkat.

Disaat pembagian berkat semua kamera tertuju kepada para penonton yang berebutan berkat. Mas Sony melihat ada peluang untuk wawancara mbah Marijan,dia langsung dia tarik Eno dan Andy untuk ON Cam. Mas Sony mulai meminta izin, mbah Marijan untuk wawancara, mbah Marijan dan keluarga mengizinkan asal di situ saja. Akhirnya Eno bisa mewawancarai mbah Marijan. mbah Marijan pun bercerita tentang arti labuhan itu sendiri, yang paling menakjubkan adalah ketika mbah Marijan diminta untuk memberikan pesan kemerdekaan, beliau nembang dandang gula, dengan Mic Trans TV di tangannya. Pada waktu itu rekan-rekan media yang lain mulai sadar, tapi mau gimana lagi Mic Trans TV di tangan marijan, Mo ngambil gambar dari angle manapun Logo Trans Tv tetap terlihat.. Kami semua senang, akhirnya kami dapat sesi wawancra + nembang dengan mbah Marijan. Pendakian kami tidak sia-sia, lelah kami terbayar sudah. Kami juga mengabadikan moment-moment itu, dengan bernarsis ria dengan foto-foto. MISSION ACOMPLISHED

SELAMAT JALAN Mbah.....


salam


benny pew

http://baliklayarindonesia.blogspot.com

Rabu, 29 September 2010

ENUMERATOR IS DIRECTOR






Akhirnya NGANTOR juga!

Kini aku harus ”NGANTOR” di sebuah puskesmas, ngobrol dengan Kepala Puskesmas, Bidan, dan tenaga medis lainnya tentang Standar Pelayanan Minimum Kesehatan. Aku baru tahu ternyata pemerintah mengeluarkan sebuah sistem standarisasi pelayanan terhadap masyarakat. Sebuah institusi dituntut untuk memenuhi standar minimum pelayanan terhadap masyarakat.
Berdasarkan informasi dari tenaga medis, bahwa setiap poliklinik mempunyai program-program SPM. Untuk memonitoring dan evaluasi, setiap bulan diadakan pertemuan antar kepala puskesmas untuk membahas kemajuan SPM. Pertemuan ini juga sebagai sarana sharing strategi antar puskesmas. Dalam lingkup intern puskesmas, setiap tiga bulan diadakan mini lokakarya untuk monitoring dan evaluasi program-program tersebut.

Untuk mendapatkan data yang berimbang aku juga ngobrol dengan beberapa pasien bagaimana tanggapan pasien dengan pelayanan puskesmas tersebut. Menurut mereka pelayanannnya sudah cukup memuaskan. Mulai dari loket pendaftaran, petugasnya cekatan sehingga tidak menunggu lama. Semua pasien dilayani dengan baik, tidak ada pembedaan pelayanan. Di puskesmas ini ruang tunggu berada ditengah, di sekelilingnya terdapat ruangan poli-poli sehingga pasien tidak kesulitan menemukan poli yang dituju. Poli nya cukup lengkap antara lain, poli umum, poli gigi, poli KIA, poli lansia, laborat. Puskesmas sekarang juga melayani konsultasi psikologi hari kami kamis sampai sabtu.

Pelayanan Puskemas mulai jam 07:00-12:00, pasien dalam kota dikenai biaya registrasi 2000 rupiah, luar kota 5000 rupiah. Apabila pasien membutuhkan pelayanan lain seperti cek darah dilaboratorium maka dikenakan biaya tambahan. Sedangkan untuk pemegang ASKESKIN, JAMKESMAS semua pelayanan gratis. Soal biaya puskesmas ini transparan, mereka menempel daftar tarif dan biaya tindakan medis.

Overall, berdasarkan informasi dari beberapa narasumber dan hasil observasi, pelayanan puskesmas ini memang cukup baik. Saran untuk puskesmas ini adalah penambahan pelayanan rawat inap

Sangat menyenangkan menjalani profesi ini, setiap saat bertemu dengan orang dan suasana yang baru. Sekitar bulan Agustus aku meneliti tentang potensi parkir. Hal pertama yang terlintas melakukan pekerjaan ini adalah tantangan menaklukkan tukang parkir, yang (dalam bayanganku) identik dengan preman. Tapi ternyata tidak semua tukang parkir preman euy. Meski tampang preman, kalau pendekatan kita baik mereka pasti menerima kita dengan baik pula. Tukang parkir yang aku wawancara pertama namanya Barnawi, badannya kekar, penuh dengan tatoan. Ngeri juga ngeliatnya, dia masih sibuk menata sepeda motor, setelah dia nggak sibuk aku beranikan diri ngajak ngobrol, ternyata orangnya nyantai banget. Sambil aku ajak ngobrol dia update status “ Lagi Wawancara”. Gileee cuy tukang parkir gaul, punya facebook.

Banyak hal baru yang dapetin selama “garap tukang parkir” ini. Lahan parkir 1 meter muat untuk 3 motor. Tempat parkir yang paling rame dalam 10 menit ada 3 motor yang keluar dengan retribusi 1000 per motor. Jadi bisa dihitung lahan parkir sepanjang 8 meter, muat untuk 24 motor. Dalam satu jam dia bisa memperoleh 3000X 6 = 18000. Jam operasional tukang parkir dari jam 09:00-12:00. Setoran perhari 5000 rupiah. Dalam satu tempat parkir bisa dibagi menjadi 3 shift.

Juru parkir adalah seseorang yang mempunyai surat tugas resmi dari pemerintah kota. Saat wawancara ternyata tidak semua tukang parkir mempunyai surat resmi, mereka kami sebut pembantu juru parkir. Pola kerjanya adalah seorang juru parkir menyuruh orang lain untuk jaga parkir. Pembantu parkir akan menerima bagi hasil dari pendapatan, setelah dipotong uang setoran ke dishub.

Beberapa hal yang menjadi keluhan tukang parkir adalah soal setoran. Ada lahan parkir di depan Toko Agung yang paling rame. Sekitar 10 meter dari toko Agung, ada lahan parkir yaitu di depan toko Batara. Juru parkir di depan toko Batara mengeluh karena lahan parkirnya yang 6 meter diisi oleh karyawan-karyawan toko. Otomatis dalam sehari tidak ada motor keluar masuk, karena karyawan toko pulangnya sore. Hal itu berbeda jauh dengan parkir di toko Agung yang dalam 10 menit bisa 3 motor. Sedangkan setoran mereka ke pemerintah kota sama. Tentu saja juru parkir di depan toko Batara mengeluh dengan kebijakan tersebut. Menurutnya setoran harus disesuaikan dengan tingkat keramaian parkir. Tidak “digebyah uyah” alias sama rata.

Masih soal setoran, Joko jukir di depan toko lampu mempunyai pengalaman pahit. Selama dua minggu sakit, tentu saja dia tidak mendapatkan penghasilan dari parkir. Setelah dia sembuh, Joko ditagih tunggakan setoran selama 2 minggu. Menurut joko hal ini nggak fair, karena dia tidak memperoleh penghasilan dari parkir. Tapi petugas tidak mau tahu, Joko harus tetap membayar tunggakan setoran. Lain lagi dengan Ombat, dia pernah adu mulut dengan seorang PNS berseragam, karena dia ngasih 1000 tapi masih minta kembalian 500 perak. Padahal di depan toko itu ada papan dari Dishub bahwa parkir motor 1000 perak. Ombat pun menunjuk papan itu, tapi dasar PNS berseragam yang “pelit” tetep aja nggak mau tau, dia kekeh minta 500 perak kesayangannya.

Salah satu juru parkir minta seluruh jukir diasuransikan, karena pekerjaan mereka berbahaya, mereka bisa saja tertabarak kendaraan lain ketika sedang memberi aba-aba mobil. Uneg-Uneg juru parkir di depan Circle K adalah semua juru parkir digaji seperti karyawan, bukan dengan sistem setoran.

Slamet juru parkir di depan apotik, menginstruksikan anak buahnya kalau ada orang yang nggak ngasih uang, atau cuma dikasih 500 diterima aja. Orang yang ke apotik itu adalah orang yang kesusahan karena sakit, entah dia sendiri maupun keluarganya. Aku baru sadar, bahwa orang yang ke apotik adalah orang yang kesusahan. Tidak semua jukir preman, tidak semua tukang parkir menyeramkan. Kehidupan di jalan memang keras, tapi menyikapinya tidak perlu dengan kekerasan.

Banyak pelajaran yang aku ambil selama”Ngantor” di jalanan. Cerita-cerita yang tidak pernah aku dengar sebelumnya, dan mendengarkan keluh kesah jukir menjadi pengalaman tersendiri.
Beberapa bulan sebelum “ngantor” dijalan, aku ditugaskan ke Samarinda. Perjalanan yang aku benci, karena aku takut bepergian dengan pesawat. Hati selalu was-was. Selama di pesawat dzikir tanpa henti hingga sampai ditujuan, diatas kupingku rasanya mau pecah, karena tekanan.
Sampai di Balikpapan kami dijemput dengan travel kemudian melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 3 jam. Aku heran selama perjalanan jarang sekali aku melihat mobil sedan. Bagitupun masuk kota Samarinda, nyaris semua mobil sejenis Strada, Ford. Kami menyewa basecamp selama 20 hari dengan harga 5 juta. Rumahnya cukup nyaman dan luas.

Penelitian di Samarinda ini mengenai migrasi desa kota dengan nama Rural Urban Migration China Indonesia (RUMICI) hasil kerja sama UGM dan Australia Natioanal University. Penelitian ini dilaksanakan di dua Negara yaitu China dan Indonesia. Ada empat kota yang kami jadikan sample yaitu Tangerang, Medan, Makasar, dan Samarinda Fokusnya adalah kondisi pendidikan anak yang ditinggal orang tuanya ber migrasi ke kota.

Tugasku entry data, pekerjaan yang baru pertama kali aku lakukan, biasanya aku wawancara dengan responden. Minggu pertama aku belum ada kerjaan, karena questioner hasil wawancara masih diperikasa oleh supervisor dan regional coordinator. Setelah fix questionnaire aku entry, jadi data yang dientry sudah halus. Untuk penelitian kali ini alurnya memang berbeda, biasanya questionnaire hasil wawancara langsung masuk ke editor. Selain bertugas memasukkan data, editor wajib mengkoreksi kues dahulu sebelum di entry.

Sebagai editor, siang hari praktis tidak ada kerjaan, karena kues disetor pada malam hari. Jam kerjaku aku alihkan menjadi malam hari, aku lembur sampai jam 6 pagi. Setelah itu tidur dan bangun sekitar pukul setengah 9. Selama empat hari alur kerjaku seperti itu. Pada hari ke enam kesehatanku mulai terganggu, badanku mulai panas dingin. Awalnya aku anggap masuk angina seperti biasa, karena semua sudah aku support dengan vitamin dan susu. Hari ke tujuh, aku cek darah dan positif dinyatakan typus. Aku harus bedrest tidak boleh kerja dan kecapaian. Makan diatur, tidak boleh makan gorangan dan tentu saja sambal.

Aku bedrest sekitar lima hari, pada hari ke enam aku disarankan untuk pulang lebih awal. Akhirnya aku terbang sendiri ke jogja, di bandara my lovely mom,dad, and of course my sweety sudah menunggu. Mereka kaget, melihat aku tampak sehat, masih bisa ketawa-ketiwi hehehhe.
Setangguh apapun tubuh kita, sebaiknya malam hari kita gunakan untuk istirahat bukan bekerja apalagi sampai pagi tidak tidur. Meskipun kita tidur siang hari sebagai pengganti waktu istirahat yang semalam, tapi tetap tidak bisa nyenyak. Allah telah mensetting tubuh kita untuk beristirahat malam hari dan bekerja pada siang hari.

I love this job! Tapi apakah aku akan terus bekerja seperti ini, melompat dari satu daerah ke daerah lain. Jika terus melakukan pekerjaan ini aku akan kehilangan banyak waktu bersama anak istriku. Penghasilan pun juga tidak bisa tetap, apakah istri dan anakku akan menerima keadaan ini. Hmmmh I don`t think so, meski aku menyukai pekerjaan ini, aku tidak boleh egois. Mereka masa depanku juga!


Salam

Benny Pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com

Minggu, 22 Agustus 2010

Doa pew



Ya Allah……..

Liputi diriku hari ini dengan kekuatan yang membentengi diri dari segala gangguan.

Ajari aku tentang keindahan dan kekuatan batin, kemampuan membedakan kepentingan diri sendiri dengan tindakan kedermawanan.

Apabila hal ini menjadi kesucianMu, biarkan aku menggunakan kekuatanMu untuk menolong orang lain. Izinkan aku menjadi benteng bagi mereka yang mencari ketentraman dan hiburan.

Ya Allah

Apabila hari ini aku tergoda menggunakan kekuatanku sendiri untuk kepentinganku dan kesenanganku belaka, berilah aku peringatan yang lembut untuk mempergunakan arah kekuatanku untuk hal-hal yang mendatangkan manfaat.

Ya Allah

Tolonglah aku agar mampu menggunakan kelemah lembutan ketika aku terlalu memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain.

Anugerahkan aku kesabaran, pengganti ketergesaan dan sikap memaksa. Aku memohon kepadaMU akan ketegaran watak yang kuat untuk meredam keinginanku yang bersifat duniawi.

Rahmati aku dengan kelemahlembutan sehingga memperkuat keyakinanku padaMU.

amin

Rabu, 28 April 2010

Ponpes Senin – Kamis Oase buat Waria



Eksistensi kehidupan Waria di Indonesia masih dipandang sebelah mata, mereka masih menjadi kaum marginal di negeri ini. Waria identik dengan jalanan, kehidupan malam yang dekat dengan prostitusi. Bagaimanapun kondisinya waria tetaplah seorang manusia yang memiliki hati nurani, mereka juga mempunyai kerinduan kepada Tuhan.

Hal tersebut juga dialami Maryani pendiri Pondok Pesantren Waria Senin-Kamis yang terletak di Notoyudan Jogjakarta. Awalnya Maryani mengikuti pengajian yang dipimpin Drs.KH. Hamrolie Harun, dia lah satu-satunya waria yang mengikuti pengajian. Meski dia seorang Waria tapi KH. Hamrolie menerima dengan tangan


Maryani yang juga pernah menjabat sebagai ketua Waria Jogjakarta ini kemudian mendirikan pondok pesantren Waria. Meski namanya Pondok Pesantren Waria, di ponpes ini juga menerima santri dari kalangan Gay, Lesbi, Transsexula/Transgender. Menurut wanita kelahiran 50 tahun lalu ini mereka juga manusia yang perlu bimbingan rohani. Pandangan sebelah mata dari masyarakat membuat mereka takut untuk mengikuti pengajian-pengajian. Untuk itulah Maryani mendirikan ponpes ini untuk membimbing mereka mengenal Allah lebih


Kegiatan dalam ponpes ini tidak seperti ponpes pada umumnya. kegiatan ponpes dimulai pada Minggu pukul 17.30 diawali dengan shalat magrib. Setelah itu sepanjang minggu malam sampai senin shubuh santri menjalani kegiatan seperti zikir, salawat, sholat tahajud dan makan sahur untuk puasa sunah senin. Setelah sholat subuh kegiatan diakhiri dengan olah raga pukul 05.00. Maryani menyediakan mukena dan sarung, dia memberikan keleluasaan santrinya untuk memilih pakaian mana yang menurut mereka paling nyaman untuk beribadah.

Pada hari senin kegiatan dimulai pukul 08.00 diawali dengan shalat dhuha. Sepanjang hari diisi dengan kegiatan membaca Al-qur`an, belajar shalat bagi yang belum bisa, setelah buka bersama, kegiatan diakhiri dengan shalat isya berjamaah, setelah itu mereka kembali ke rumah masing.


Selain kegiatan di dalam ponpes, para santri juga diajak untuk Ziarah ke makan temen-temen waria, mereka kan jarang didoakan oleh anggota keluarganya. Tak jarang ada Waria yang meneteskan air mata saat berziarah. Kegiatan ini juga berguna untuk mengingatkan bahwa mereka juga akan mengalami hal serupa. Sehingga muncul niat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah


Waria yang menjadi santri di Ponpes Senin – Kamis tidak dipungut bayaran sepeserpun. Untuk membiayai kegiatan Ponpes, Maryani menyisihkan sebagian hasilnya merias manten dan salon yang terletak tidak jauh dari Ponpesnya. Maryani tidak menolak jika ada donatur yang menyumbang untuk Ponpesnya, tapi dia tidak mencari dana. Kenapa dia tidak mencari dana? Dia takut ada orang yang berprasangka buruk terhadapnya, Waria mendirikan Ponpes hanya untuk meminta-minta.


Pendirian ponpes ini juga menuai pro kontra, selain itu adanya kontroversi dikalangan waria mengenai pakaian yang dikenakan saat beribadah. Menanggapi itu Maryani menyerahkan sepenuhnya kepada santrinya untuk memilih pakaian yang paling nyaman saat beribadah.


Adanya pro kontra Ponpes ini menunjukkan bahwa masyarakat kita masih sulit menerima keberadaaan waria dilingkungannya. Dalam undang undang dasar 1945 mengatakan bahwa setiap warga negara berhak memeluk agamanya dan beribadat menurut keyakinannya masing-masing. Apakah hak itu tiba-tiba hilang hanya karena mereka seorang Waria? Good Will mereka seharusnya kita dukung, ini merupakan entry point medekatkan diri pada Allah. Waria juga punya Tuhan!



Diolah dari berbagai sumber



Salam



Bennypew

http://baliklayarindonesia.blogspot.com