Selasa, 02 Agustus 2011

Penelitian gaya Backpaker (Saumlaki - Kisar)


Penelitian yang aku jalani selama ini biasanya terdiri dari 1 tim minim 3 orang. Tapi kali ini aku mendapat tantangan untuk menjelajahi pulau-pulau kecil di Indonesia Timur sendirian. Jadilah sebuah penelitian dengan gaya Backpaker.

Tidak ada teman dan Saudara, sendiri yah semua dijalani sendiri. Mulai dari perizinan, mencari basecamp sampai kelaparan juga sendiri....!

Kota Ambon merupakan pintu gerbang menuju Saumlaki di Kepulauan Yamdena. Saumlaki adalah ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat yang mekar pada tahun 1999. Saumlaki sebuah kota yang sering terjadi gempa (search aja google dengan keyword "saumlaki") pasti yang muncul berita tentang gempa.

Perjalanan menuju saumlaki hanya bisa dilakukan lewat Laut dan Udara. Untuk mempersingkat waktu aku memutuskan untuk naek pesawat perintis express air. Tiketnya sekitar 1,4 juta. Cukup buat perjalanan Ambon- Jogja. Ini kali pertama aku naek pesawat perintis, karena bodynya yang kecil dan hanya muat sekitar 30 seat, maka goncangannya terasa kuat sekali.

Disaumlaki aku sama sekali tidak ada contact person yang ku kenal. AKu hanya bermodalkan informasi ada tukang bakso di depan kantor pos Saumlaki. Tempat pertama yang aku target adalah tukang bakso, KENAPA?
Karena tukang bakso dimanapun biasanya orang solo,aku menggunakan pendekatan kultural untuk mencari basecamp.

Terbukti Ampuh...dengan sedikit bahasa jawa yang halus. Akhirnya bos bakso yang bernama Pak Wardi mengizinkan aku untuk tinggal di mushola belakang warung. Alhamdullilah akhirnya dapet basecamp. Dan ternyata..eh ternyata pak Wardi ini adalah tetangga desa ku cuma beda 3 km aja dari rumahku.

Sekilas tentang Pak Wardi, dia adalah pemilik warung Bakso Yusara. Warungnya buka 24 jam. Yang paling menakjubkan adalah semua bahan baku dari warung ini dibuat sendiri. Karena di Saumlaku untuk mendapatkan daging sapi susah. Maka Pak Wardi menyembelih sendiri, dan dgiling sendiri. Total sapinya yang siap disembelih berjumlah 60 ekor lebih...gilee bener.
Jika 1 ekor sapi 5 juta kalikan saja dengan 60 ekor.....

Langkah selanjutnya setelah dapat basecamp adalah mengurus perizinan di kesbanglinmas. dengan modal 50 ribu aku minta tolong tukang ojek untuk mengantarkan aku ke Kesbanglinmas, Dinkas dan Dinkes. Urusan di Kesbanglinmas lancar karena dibantu oleh Bu detha (mungkin karena dia tertarik dengan batikku hehe). Sengaja aku sedikit menonjolkan identitasku dengan mengenakan batik. Ternyata beliau penyuka BATIK,akhirnya kami terlibat obrolan mengenai batik. Disini aku sadar bahwa aku dan Bu Detha sudah menemukan "LINK" yaitu persamaan dalam obrolan. SO aku lebih enak aku lobby-lobby perizinan sehingga perizinannnya bisa cepat turun. Jurus ini lumayan mujarab, terbukti Bu Detha menyuruh stafnya untuk membantu aku turun ke Desa. Tapi aku tolak karena aku sudah ada janjian dengan pihak lain...(maaf Bu Detha..terima kasih atas bantuannya)

Target diSaumlaku ada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tanimbar Selatan yang meliputu desa lat Dalam dan Olilit Raya.Kecamatan kedua adalah Wertamrian yang meliputu desa Sangliat Dol dan desa Atubul Raya. Desa atubul merupakan desa yang kental dengan suasana Magis. Sebelum memasuki desa ini aku disarankan tukang ojek untuk membawa AKAR HANTU (isitilah masyrakat setempat). Akar hantu ini menurut dia, hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu di desa atubul. Tapi aku nggak mau,aku tidak mau menggantungkan keselamatanku pada sebuah akar. Biarlah Allah yang menjagaku, pikirku. So aku berangkat ke Atubul dengan keyakinan Allah pasti melindungi aku, tanpa harus ada AKAR HANTU. Musrikkk!!!

Perjalanan menuju desa ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Melewati hutan dan jalan setapak yang hancur banget. Aku beberapa kali harus turun dari motor karena jalanan yang naik turun dan juga becek. Memasuki desa ini memang terasa menjadi makhluk asing, karena semua pnduduk desa seolah menatap curiga. Setelah ketemu dengan perangkat desa, Alhamdullilah semuanya bisa lancar, meski aku sempat dipalak orang yang lagi minum sopi (minuman beralkohol khas maluku). Overall pekerjaan di Saumlaki lancar banget...


Sekarang aku harus melanjutkan perjalanan menuju kabupaten Maluku Barat Daya yang berada di Pulau Kisar. Perjalanan menuju kabupaten Maluku Barat Daya yang berada di pulau Kisar ditempuh dengan pesawat merpati, harga tiketnya relatif lebih murah hanya 400 rebu saja. Perjalanan ditempuh dalam wakti 1,5 jam. Beda dengan pesawat lainnya, setelah check in biasanya kita mendapatkan number seat. Tapi khusus pesawat ini tidak ada number seat, so tempat duduknya bebas milih sendiri. Seatnya berjumlah 17 saja, maklumlah pesawat kecil, sehingga goncangan dan suara mesinnya berisik banget.

Di Kisar aku tidak punya contact person sama sekali. Sesampainya di Bandara Kisar aku liat-liat situasi dulu, sambil tanya-tanya tukang ojek , ada nggak tukang bakso di Kisar, dia jawab ada. Lega hati ini, setidaknya aku sudah mempunyai bayangan basecamp. Perjalanan menuju kota sekitar setengah jam, dengan harga ojek 50 rebu saja. Sampai di warung bakso "Bengawan Solo"aku langsung menemui pemiliknya yang bernama Pak Pramono, setalah aku utarakan jati diri dan maksudku, Alhamdullilah Pak Pramono mengizinkan aku untuk tinggal di warungnya.

Kisar merupakan pulau kecil yang ada di Maluku Tenggara Barat Daya, merupakan kabupaten pemekaran. Sebelum mengnjakkan kaki di pulau ini, saya membayangkan pulau ini ramai. Ternyata pusat kotannya sangat kecil. Panjang jalannya tidak lebih dari 300 M. kebetulan basecamp saya berada di depan Kantor Bupati, yang sebelumnya merupakan kantor camat PP terselatan.

Wawancara di Kisar saya selesaikan dalam waktu 3 hari termasuk mengurus perizinan, karena di Kisar tidak ada sekolah yang berada di bawah naungan depag maka saya hanya mengurus izin di Dinkes dan Diknas. Ditemani tukang ojek berkeliling Kisar menuju desa Oirata Timur dan Wonreli yang merupakan kota kecamatan PP terselatan.

Selesai mengerjakan di PP terselatan, tujuan berikutnya adalah Pulau Leti, perjalanannya membutuhkan waku sekitar 16 jam. Namun perjalanan sempat tertunda empat hari karena Ombaknya sangat tinggi sehingga Kapal Motor MAUMERE tidak berani berlayar. Perairan ambon dan sekitarnya pada bulan-bulan tersebut memang sangat berbahaya, karena ombaknya bisa mencapai 5 meter.

Akhirnya saya nganggur selama 4 hari, praktis tidak ada pekerjaan sama sekali, karena kues-kues sudah teredit. Tiap hari pekerjaannya hanya nongkrong di warung. Ketika saya berada di Kisar uang cash saya tinggal 500 ribu. Saya lalu pergi ke BRI di sebelah warung "mbak di Leti ada BRI ga ya?" tanya saya. Dijawab teller nya dengan senyuman sambil berkata" Mas, di Leti tidak ada BRI, karena disana hanya pulau kecil, sepi...." . Wadddddduwwww pikir ku, di Kisar saja sudah saya anggap sepi, apalagi di Leti...hmmmmm ga kebayang deh sepinya.
Akhirnya aku kuras semua tabungan yang ada di BRI,rencana nya dari Leti saya akan langsung menuju Kupang dengan Kapal Putih Pangrango.

10 Juli 2011 jam 15:00 akhirnya saya naik KM MAUMERE, saat saya tiba di pelabuhan kapalnya penuh sesak, banyak barang bawaan penumpang, ada babi, burung bahkan ada yang membawa almari. Bu Din yang saya kenal di Diknas, membantu saya mencarikan tempat duduk, kebetulan ada anaknya yang sudah berada di dalam kapal plotting tempat duduk. Ini pertama kali saya naik Kapal Motor, suasananya penuh sesak, bahkan untuk selonjor(maaf saya tidak menemukan padanan katanya) saja susah. (bersambung....)

NO

TANGGAL

AKTIVITAS

1.

22 Juni 2011

Berangkat dari Jogja menuju Ambon.

2.

23 Juni 2011

Stay di Ambon menunggu pesawat ke Saumlaki.

3.

24 Juni 2011

Stay di Ambon menunggu pesawat ke Saumlaki.

4.

25 Juni 2011

Jam 08:30 WIT tiba di Saumlaki, langsung ke kantor Kesbanglismas masukin izin.

5.

26 Juni 2011

Hari Minggu tidak ada aktivitas

6.

27 Juni 2011

Hari Senin ke Kesbanglinmas tapi izin belum jadi.

7.

28 Juni 2011

wawancara Lat Dalam.

8

29 Juni 2011

Wawancara Olilit

9

30 Juni 2011

Tracking

10

1 Juli 2011

Wawancara Atubul Raya

11

2 Juli 2011

Wawancara Sangliat Dol

18

3 Juli 2011

Menunggu pesawat menuju Maluku Barat Daya (Kisar)

13

4 Juli 2011

Menunggu pesawat menuju

Maluku Barat Daya (Kisar)

14

5 Juli 2011

Pukul 14:30 WIT berangkat menuju kisar, sampai di Kisar pukul 16:00

15

6 Juli 2011

Masukin izin ke Kesbanglinmas, Diknas, dan Dinkes

16

7 Juli 2011

Wawancara Oirata Timur

17

8 Juli 2011

Wawancara Wonreli

18

9 Juli 2011

Menunggu kapal MAUMERE menuju Kec Leti

19

10 Juli 2011

Masih menunggu kapal MAUMERE menuju Kec Leti

20

11 Juli 2011

Menunggu Kapal MAUMERE

21

12 Juli 2011

Pukul 15:30 WIT berangkat menuju Kec Leti

22

13 Juli 2011

Pukul 06:30 WIT, tiba di Kec Leti , langsung wawancara

LAITUTUN dan TUTUWARU

23

14 Juli 2011

Menunggu Kapal MAUMERE menuju pulau Kisar

24

15 Juli 2011

Kapal MAUMERE menuju pulau Kisar belum datang

25

16 Juli 2011

Masih di Letti menunggu kapal MAUMERE

26

17 Juli 2011

Alhamdullilah, pukul 12:30 naik kapal MAUMERE menuju KISAR

27

18 Juli 2011

Pukul 02:00 dini hari tiba di pulau Kisar

28

19 Juli 2011

Menunggu Kapal Pangrango menuju KUPANG

29

20 Juli 2011

Masih menunggu Kapal

30

21 Juli 2011

Pukul 20:00 WIT , naik kapal Pangrango menuju Kupang

31

22 Juli 2011

Masih dalam perjalanan menuju Kupang

32

23 Juli 2011

Pukul 07:00 WITA tiba di Kupang

Pukul 13:30 WITA terbang ke Surabaya dengan SRIWIJAYA AIR

Pukul 15:30 WIB sampai di Surabaya

Pukul 18:00 naik bus menuju Solo

33

24 Juli 2011

Alhamdullilah sampai di Solo pukul 01:30 WIB