Selasa, 04 Desember 2012

MENAKAR KESALAHAN



AHHHH....aku merasa malu hari ini
Merasa malu karena aku melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak fatal, tapi lebih ke miscommunication saja dengan klien. Aku malu dengan Allah karena rasa bersalah dan takutku pada klien melebihi rasa takut dan bersalahku ketika dengan sengaja menunda waktu sholat bahkan terang-terangan aku meninggalkan sholat shubuh karena rasa kantuk.

Aku jadi teringat salah satu adegan film catatan si boy, dimana pacarnya BOY melakukan sebuah kesalahan kecil. “ehhh nggak takut dosa loe?’’ dengan enteng pacarnya Boy jawab” Dosa kan nggak benjol”.Hmmh kalo setiap kita melakukan dosa langsung benjol, pasti muka kita sudah tidak karuan, jumlah benjolan berbanding lurus dengan seberapa besar dosa yang telah kita lakukan.

Mungkin efek dari kesalahan itu yang membuat aku terlalu nyantai ketika terdengar suara adzan aku lebih memilih online dengan teman di FB daripada online dengan Allah. Berbeda jika kita melakukan kesalahan pada klien maupun pacar. Kita takut jika klien tidak mau bekerja sama lagi, atau pacar pindah ke lain hati gara-gara kesalahan kita.

Manusia lebih takut pada kehilangan harta bendanya daripada kehilangan imannya, begitu salah satu kalimat yang tertulis di dalam buku La Tahzan. Manusia menangis ketika kehilangan mobil, rumah terbakar, tapi kita (kadang) tidak sadar bahwa hubungan kita dengan Allah merenggang .
Belajar dari kesalahanku hari ini, aku sadar bahwa rasa takutku pada manusia ternyata lebih besar daripada dengan Allah. Allah yang masih mengizinkan aku menghirup oksigenNYA, memberiku jodoh yang sholeh, hidup di keluarga yang utuh dan harmonis, berkarya dengan teman-teman yang santun. Allah memberiku rezeki yang melimpah, tapi aku masih sering meninggalkanNYA.

Harusnya aku lebih bisa mensyukuri dengan semua itu, bahkan aku masih dipercaya Allah untuk mengambil hikmah dari kesalahanku hari ini dan menuangkannya ke dalam tulisan ini. Senang sekali rasanya masih diizinkan untuk mengevaluasi diri. Semoga kesalahan-kesalahan yang akan datang akan membuat aku lebih baik semakin dekat dengan pemilik SEMESTA ini.  Keep online with GOD.140212 23:00

Rabu, 07 November 2012

Gerakan Belanja di Warung



Gerakan Belanja di Warung
Dahulu supermarket ada di kota besar yang biasanya menyatu dengan mall. Beberapa tahun terakhir minimarket modern telah merambah hingga tingkat kecamatan. Terkadang lokasinya berhadapan dengan pasar. Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi pendapatan warung-warung yang ada di kampung, karena masyarakat lebih suka belanja ke mini market meskipun hanya beli sebatang sabun mandi. Bermacam alasan yang terlontar diantaranya tempat yang nyaman, barangnya lengka. Jarak tidak menjadi masalah karena untuk mencapai mini market tersebut tidak lebih dari 15 menit dari rumah
Jika kita lihat dengan seksama ada perbedaan yang begitu mencolok selain tempat yang nyaman dan kelengkapan barang. Di warung ada sebuah sisi HUMANISME dan kedekatan secara emosional, karena antara penjual dan pembeli telah kenal dekat, hidup menyatu dalam satu kampung.
Kedekatan emosional ini tidak kita dapatkan saat belanja di mini market, selesai memilih barang yang diperlukan kita membayar di kasir, setelah itu...??? Ya.... paling kita mendapatkan ucapan terima kasih dari petugas kasir. Jangankan mengenal pemilik mini market, bahkan kita tidak peduli dengan nama kasirnya jika kasirnya tidak cantik hehehehe...
Apakah kita hanya berdiam diri melihat kenyataan ini, mengandalkan regulasi  pemda yang membatasi pendirian mini market? Semuanya bisa kita mulai dari diri kita sendiri dengan cara membiasakan berbelanja di warung. Karena bukan tidak mungkin warung itu merupakan tumpuan hidup keluarga, apakah kita akan membiarkan mereka mati pelan-pelan.
 Jika gerakan ini hanya dilakukan satu orang maka hasilnya tidak maksimal, bayangkan perubahan satu orang diikuti oleh orang lain, akan tercipta efek yang dasyat. Fenomena koin prita telah menyadarkan kita tentang besarnya sebuah nilai KOIN jika seluruh indonesia menyumbangkan koinnya.

Jumat, 09 Maret 2012

Man Jadda Wa Jadda sebagai Afirmasi




INT. KELAS – PAGI      
Seorang ustadz masuk ke dalam kelas membawa sebilah pedang dan balok kayu. Tampak para santri bingung melihat ustadznya itu. 

ALIF: Pedangnya Karatan......

USTADZ: Iya...pedangnya berkarat

Tak lama kemudian ustad berusaha memotong balok kayu dengan padang karatan itu. Tampak ustadz berusaha keras supaya kayu itu terbelah. Semakin lama ustadz mengayunkan pedangnya ke kayu tersebut hingga akhirnya  kayu itu terbelah menjadi dua.

USTADZ: Bukan karena tajamnya pedang, tapi kesungguhan kita// Man Jadda Wa Jadda// Siapa yang bersungguh-sungguh dia yang berhasil.

Ustadz  mengulangi lagi kata Man Jadda Wa Jadda hingga berkali-kali penuh semangat. Beberapa santri mengikuti kata ustadz. 

Tampak Alif yang duduk di depan enggan mengucapkan kata Man Jadda Wa Jadda. Ustadz semakin keras mengucapkan kata-kata itu, hingga semua murid mengucapkan kata Man Jadda Wa Jadda sambil mengepalkan tangannya termasuk Alif.

Begitulah kira-kira sepotong adegan dalam Film Negeri 5 Menara yang membuat hati saya merinding. Film ini diadaptasi dari Novel  yang berjudul sama yang ditulis oleh Mas Fuady. Negeri 5 Menara mengisahkan persahabatan  6 orang santri yang ngangsu kawruh di Pondok Pesatren Madani.  Sebutan Shahibul Menara muncul karena mereka sering menghabiskan waktu di bawah menara masjid pesantren. Di Bawah menara inilah mereka berjanji untuk keliling dunia dan berfoto  di bawah menara yang menjadi Icon negara yang mereka kunjungi.

Kata Man Jadda Wa Jadda saya dengar pertama kali diucapkan oleh penulis buku Negeri 5 Menara saat menjadi bintang tamu di Kick Andy. Kata-kata itu langsung masuk dalam hati, saya pikir ini bisa dijadikan sebuah afirmasi untuk meraih apa yang ingin saya capai.  Saya mencoba memasukkan kata-kata itu ke alam bawah sadar, sehingga di otak saya terinstal sebuah program yang positif. 

Man Jadda Wa Jadda yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil. Hal ini dianalogikan dengan membelah kayu dengan pedang yang karatan. Ternyata pedang yang karat pun bisa digunakan untuk membelah kayu. Hanya kesungguhan yang dibutuhkan, bukan alat atau fasilitas yang bagus. Mungkin hal inilah yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison, dalam keterbatasannya dia bisa menemukan sebuah lampu. Jika dia menyerah dalam percobaan yang pertama, rumah kita tidak akan seterang sekarang.  Thomas Alva Edison terus mencoba dengan sungguh-sungguh sehingga penemuannya sangat bermanfaat untuk menerangi dunia hingga kini.

Sebelumnya saya sering menggunakan Hasbunallah Wa ni`mal Wakil sebagai afirmasi ketika sedang dalam kondisi terpuruk atau takut menghadapi sesuatu. Hasbunallah Wa ni`mal Wakil pernah diucapkan Kanjeng Nabi Muhammad ketika dia bersembunyi di dalam Gua Hira. Kini saya mempunyai satu afirmasi lagi yaitu Man Jadda Wa Jadda.


salam 

benny pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com

Minggu, 05 Februari 2012

Distribusi Tertutup LPG Tertentu



Distup LPG tertentu....
Ahhh apaaan lagi itu, mungkin  itu yang terlintas di benak anda. Kepanjangannya  adalah distribusi tertutup LPG tertentu, nah yang dimaksud LPG tertentu ini mengacu pada gastilo (GAS 3kg).Lalu apa maksud maksud dan tujuan distub?

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 26. Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas, sistem pendistribusian tertutup LPG tertentu adalah  Sistem pendistribusian LPG tertentu untuk rumah tangga dan usaha mikro yang menggunakan LPG tertentu yang terdaftar dengan menggunakan kartu kendali (KARDAL).

Kartu kendali ini merupakan tanda pengenal resmi yang diberikan kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna LPG tertentu sebagai alat pengawasan dalam pendistribusian LPG tertentu. LPG 3kg ini merupakan barang bersubsidi, jadi pendistribusian dan penggunaannya harus diawasi agar TEPAT GUNA dan TEPAT SASARAN.

Persyaratan Pengguna LPG tertentu

PerMen ESDM No 26 Tahun 2009:
Rumah tangga yang berhak menerima kartu kendali wajib memenuhi kriteria:
Memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) atau identitas yang disahkan oleh Lurah/Kepala Desa atas usulan dari RT/RW setempat

Tidak menggunakan bahan bakar selain LPG tertentu untuk keperluan memasak

Mempunyai penghasilan atau pengeluaran tidak lebih dari Rp 1.500.000 per bulan, dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau desa setempat berdasarkan tigkat keekonomian yang berlaku di suatu wilayah

Usaha mikro yang berhak menerima Kartu Kendali wajib memenuhi kriteria:

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000

Manfaat Sistem Distribusi Tertutup bagi:
Ditjen Migas
Pengendalian subsidi untuk LPG tertentu
Kepastian subsidi tepat sasaran dan tepat jumlah
Subsidi akuntabel, verified dan transparan sebagai dasar pembayaran subsidi ke Badan Usaha Pelaksana PSO LPG tertentu
Ditaatinya peraturan dan perundang-undangan yang berlaku oleh badan usaha
Mendapatkan database masyarakat yang berhak

Pertamina
Memudahakan perencanaan pasokan ke lembaga penyalur
Hasil monitoring transaksi menjadi acuan pembayaran subsidi
Image positif bagi pertamina karena pendistribusian LPG tepat sasaran, harga, jumlah dan mutu terjamin

Penyalur & Sub Penyalur LPG tertentu
Wilayah distribusi dan pelanggan tetap yang dapat memastikan kepastian usaha
Efisiensi biaya distribusi otomatis meningkatkan laba usaha
Manajemen penyaluran LPG yang terstandarisasi
Optimalisasi usaha melalui distribusi produk lain

Pemda
Jaminan kemanan pasokan LPG tertentu
Pengawasan penerapan HET

Masyarakat
Kepastian pasokan, harga dan mutu
Ketepatan sasaran distribusi ke pengguna yang berhak
Peningkatan safety dalam penggunaan LPG

Pelaksanaan sistem distribusi tertutup baru ada dibeberapa wilayah indonesia diantaranya Kota Surakarta,Kab Purbalingga, Kota Semarang, Kab Sumedang, Pekanbaru, Kota Malang, Kota Batu, Kab Malang. Program ini akan dilaksanakan diseluruh kota/kabupaten se indonesia, seperti halnya konversi minyak tanah ke gas lpg
Membutuhkan waktu yang panjang untuk merubah pola masyarakat beralih dari minyak ke gas. Program distribusi tertutup LPG tertentu juga demikian, untuk itulah diperlukan sinergi dan peran aktif beberapa pihak untuk mensukseskan program ini.

salam
benny pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com

Kamis, 02 Februari 2012

Watch Dog Game di Indonesia



Anj**g...itulah kata-kata yang terlontar dari bilik sebelah ketika saya sedang browsing di warnet. Setelah saya cek ternyata murid-murid SD sedang bermain game, entah itu Coun**r Str*ke atau P*int Bl*nk saya kurang tahu. Terdengar suara ribut saling menembak dan membunuh dengan sesama teman di dunia maya. Mereka yang kalah tak jarang mengeluarkan umpatan-umpatan yang seharusnya tidak pantas diucapkan.
Bukan hanya umpatan-umpatan yang saya khawatirkan tapi juga efek dari permainan video game yang mengumbar kekerasan secara vulgar, menyerang, menembak bahkan membunuh. Untuk memenangkan permainan pemain diharuskan membunuh lawannya dengan kokangan senjata. Kedua game tersebut seharusnya tidak dimainkan oleh anak-anak karena sudah ada label DEWASA. Jika sehari anak-anak memainkan game ini minimal 2 jam perhari, apa yang akan terjadi jika game ini dimainkan terus menerus selama setahun?
George Herbert Mead (1930) dalam Mind, Self, and Society mengatakan bahawa anak-anak memiliki kecenderungan untuk menirukan peran-peran yang ia dapatkan. Hal ini dikarenakan anak-anak belum memiliki peran yang pasti, sehingga mereka menyerap nilai dan norma yang dia dapatkan seperti halnya ketika bermain video game. Menurut Mead dalam usia tersebut anak-anak masih dalam tahap menirukan apa yang dia lihat. Meskipun tidak mempunyai efek secara langsung, tapi ini bisa berpengaruh dalam perkembangan mental mereka, untuk saling menyerang.
Media televisi mempunyai KPI yang siap meniup peluit apabila menayangkan acara-acara yang mengumbar kekerasan, trus siapa yang menjadi whistle blower untuk media game?
Memang tidak semua game berpengaruh buruk, untuk itu perlu pendekatan yang bijak dalam memberikan informasi kepada adik-adik kita untuk memainkan game yang sesuai dengan usianya. Arahkan mereka untuk memainkan game-game edukasi yang menunjang perkembangan otaknya.
Sebagian besar orang tua tidak tahu game apa yang dimainkan oleh anaknya, apalagi pengaruhnya. Perlu adanya kepedulian sejak dini dari berbagai elemen masyarakat untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang game-game apa yang sesuai dengan anak-anak.
Selama ini alasan orang tua melarang anaknya bermain game HANYA khawatir anaknya lupa waktu belajar, bukan pada content game yang dimainkan anaknya. Bahkan ada orang tua yang memberi bonus “extra time” main game jika dia sudah belajar, atau nilainya bagus.
Pengelola game center juga harus aktif, dengan cara tidak mengizinkan anak-anak bermain game yang tidak sesuai dengan usianya. Memang konsekuensi logisnya adalah berkurangnya pendapatan, tapi akan lebih menarik jika mereka juga menyediakan game-game edukasi yang tidak kalah menantang untuk dimainkan. Jadi anak-anak mempunyai alternatif permainan yang membuat mereka senang sekaligus membuat mereka lebih pintar.
Harapan terakhir kita adalah kepada pemerintah untuk membuat semacam “KPI” yang mengawasi peredaran game-game beserta regulasinya. Dengan regulasinya badan tersebut bisa menindak pihak-pihak yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Tapi sebelum kita menuntut pemerintah lebih banyak alangkah baiknya gerakan ini dimulai dari diri kita sendiri untuk peka dan peduli dengan game-game yang dimainkan adik-adik kita dengan cara melakukan edukasi tentang game-game apa yang cocok untuk menunjang pendidikan mereka.
Saatnya Bergerak!!!

salam
benny pew
http://baliklayarindonesia.blogspot.com