Jumat, 01 Agustus 2008

Motivasi diri

Motivasi diri


Dalam berkarya sebaiknya tidak menempatkan uang sebagai motivator utama kita, selama basic need keluarga kita terpenuhi dan kita enjoy dengan pekerjaan kita maka lakukanlah dengan sepenuh hati. Soal ada menghasilkan materi atau tidak itu tidak usah dipikirin. Karena materi adalah sebuah reward dan konsekuensi logis dari hasil kerja keras kita. Jadi bekerjalah dengan baik terlebih dahulu. Keuangan BUKAN Yang Maha Kuasa. Saya yakin bahwa tidak ada kerja keras yang sia-sia, semua pasti ada rewardnya, tinggal kita mau bersabar dan konsisten dengan pekerjaan kita atau tidak menunggu saat itu datang.

Kadang kita menempatkan seseorang sebagai motivator kita. Entah itu dari teman, pacar, guru, atau orang tua. Tapi tahukah anda jika kita menempatkan mereka sebagai motivator untuk membangkitkan power kita adalah sebuah bom waktu. Karena mereka bisa pergi kapan saja, dan kita akan merasa lemah tanpa mereka.

Saya pernah menempatkan seorang sahabat saya sebagai motivator saat berkarya. Awalnya saya bilang ke diri saya sendiri “Aku ingin membanggakanmu dengan karyaku”. Ditengah perjalanan sahabat saya meninggalkan saya tanpa ada alasan yang jelas. Power saya pun langsung drop, saya jadi malas lagi untuk melanjutkan pekerjaan saya, karena motivator saya telah pergi. Tidak ada gunanya saya melanjutkan pekerjaan ini. Dengan pengalaman tersebut saya mencoba evaluasi diri, bahwa saya harus merubah mind set saya dalam berkarya.

Motivasi yang paling bagus adalah dari dalam diri kita sendiri. Kita harus bisa membangkitkan power dengan cara kita sendiri. Misalnya kita ingin membuat sebuah karya, sebuah pendekatan yang paling bagus adalah karya itu akan menjadi sebuah prasasti dalam hidup kita, merupakan sebuah kepuasan batin yang tak terbantahkan jika karya itu dapat bermanfaat dan diterima oleh orang lain.

Menurut saya orang lain seharusnya sebagai pendukung dalam proses kita berkarya. Jadi suatu saat mereka tidak ada di samping kita maka kita pun akan tetap bisa bekerja, karena motivasinya dari dalam kita sendiri. Motivasi itu harus tertanam kuat dalam hati dan pikiran kita.

Sekarang saya sudah bisa menstabilkan diri dalam bekerja. Jika ada sebuah pekerjaan datang, maka saya akan langsung berkomunikasi dengan diri bahwa saya harus bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan tuntas. Sesuatu yang baru saya anggap sebagai tantangan. Anggap saja pekerjaan sebagai sebuah game yang sedang kita mainkan, semakin sulit maka semakin kita tertantang untuk mennyelesaikan pekerjaan itu. Pekerjaan adalah How to play the game bukan How to Get the Money.