Kamis, 31 Juli 2008

Tentang Kamera

Camera sudah di "White Balance". Lalu Camera Rolling. Lalu anda berpindah lokasi,perlukah kita melakukan White Balance ulang? Jawabannya, ya. White Balance dibutuhkan saat:

1. Perpindahan lokasi dari Outdoor ke Indoor
2. Perpindahan lokasi dari tempat teduh ke bawah terik a Matahari
3. Dari suasana menjelang senja dan "outdoor natural light' mulai redup
4. Saat rasio "Temperature" cahaya berubah. Misalnya, ruangan indoor menggunakan cahaya matahari
5. Kamera dimatikan.

Semoga bermanfaat.
Salam
Naratama

artikel diatas saya ambil dari milis naratama

Art Scientist

Hari rabu 30 Juli kemarin saya dengan pak JS, pergi Muntilan tepatnya di desa Dukun. Tujuan kami kesana adalah untuk mengambil testimoni dan gambar seorang romo yang nyentrik (kata Pak JS). Romo yang mencatuskan Masyarakat Cinta Air.

Ternyata Romo tidak berada di tempat, maka kami pun hanya ngobrol-ngobrol saja di teras romo (ibaratnya cuma pindah tempat ngobrol), biasanya saya dengan Pak JS ngobrol di rumah beliau. Tetapi obrolan yang kemarin berbeda dari biasanya. Karena Pak JS tidak bercerita soal mesin dan apa yang sedang dikerjakan sekarang. Beliau bercerita tentang keluarga dan masa lalunya, sejarah tentang pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakoninya. Awalnya saya merasa ga nyaman dengan cerita beliau, soalnya beliau bercerita soal pribadinya. Tapi akhirnya saya menikmati juga, karena dengan mendengarkan pak JS bercerita saya bisa belajar dari masa lalunya.Dan beliau sangata nyaman bercerita dengan saya.

Filosofi beliau adalah SEMUT. Menurut dia semut jika mendapat makanan tidak pernah dimakan sendiri, dia selalu membagikan dengan teman-temannya. Makanya untuk penemuan yang Maha dahsyat ini dia bagikan secara gratis ke masyarakat. Padahal Dia sudah menghabiskan satu unit rumah untuk mendanai risetntya selama ini. Pak JS akan merasa senang jika penemuannya ini bisa membantu masyarakat luas.

Beliau berkata "Jangan pernah takut mencoba hal yang baru". Anggap sesuatu yang baru itu sebagi tantangan dan itu akan membuat hidup kita menjadi dinamis. Pak JS tidak pernah merasa berada di puncak kesuksesan dan dia juga tidak pernah merasa di titik bawah. Walaupun secara materi di pernah menerima pendapatan yang luar biasa. Pada saat itu pun dia anggap merasa biasa saja, karena yang dia cari bukan uang, yang dia cari adalah kepuasan batin. Pada saat tidak punya apa-apa pun dia tidak merasa down, karena uang bukan segalanya. Beliau selalu menjalani perkerjaannya dengan enjoy.

"Jangan pernah memberi target, karena itu akan membebani kamu. Rudi Hartono pada waktu memegang cock pertamanya dia tidak bercita-cita untuk jadi juara dunia. Dia bermain badminton karena dia senang melakukannya". Jika sekarang Rudy Hartono meraih gelar juara dunia itu merupakan reward dari kerja kerasnya latihan selama ini". Lanjut beliau

"Jika seorang marketing pada bulan ini ditarget menjual 100 barang. Dia bisa mencapai target itu, maka bulan depan dia akan di target menjual 150 barang". Target ibarat kuda yang di beri rumput di depan matanya. Lari sekencang apapun kuda itu tidak akan mencapai rumput itu". Tambah beliau.

Saya sangat beruntung mengenal sosok Pak JS, selain orang yang cerdas, low profile, filosofi-filosofi hidupnya membangkitkan semangat saya. Pak JS selalu menyemangati saya untuk berani mencoba sesuatu yang baru, dan tidak menempatkan uang di urutan pertama. Uang akan datang sebagai reward kerja keras.

Saya sekarang dengan teman-teman sedang membuat film dokumeter dan buku tentang hasil karya beliau yang (saya yakin) akan merubah hidup orang indonesia berubah. Paling tidak bisa membantu meringankan beban mereka. Untuk saya pribadi merupakan suatu kebanggaan bisa terlibat langsung dan berada dalam perjalanan sejarah ini.

Pak JS adalah seorang Art Scientist