Rabu, 24 Desember 2008

Crispy Night


Sudah hampir sebulan ini aku tidak menulis di blog ini. Sebuah permasalahan masih mengganjalku.Malam ini rencana untuk negosiasi dengan seseorang, tapi dia malah tidak ada konfirmasi apapun. Aku sama mas sony meluncur ke pojok beteng sambil nunggu panggilan. Yaaaa...pojok beteng di warung nya Mbah Darmo, mungkin anda semua sudah familier. YUP dia sering bersama KElik Pelipur Lara di acara Sulap Selip Antv. Malam semakin larut, perut ini kemudian diisi dengan soto ala mbah Darmo, gileeee cing uenak tenan sotonya...........(Sumpeh enak lho mbah



Malam semakin dingin, tak ada konfirmasi apapun dari sang negosiator. Kemudian mas soni mencoba telp wisben (komedian angkringan). Setelah ditunggu beberapa lama beliau datang bersama istri tercintanya. Obrolan sana-sini soal srimulat dan dagelan-dagelan. Mbah Darmo tampak sibuk membuat minuman untuk sang tamu. Ternyata mas wisben ini ahli sulap juga, dia sering pentas dengan gaya yang mengkombinasikan sulap dan lawakan. Biasanya dia manggung bersama gareng dan Joned, Yu Beruk. Kita sempat ngobrol soal kelucuan-kelucuan di belakang panggung, dan pengalaman yang lucu-lucu ketika dia manggung.

brum...brum.......
Sebuah mobil Jazz merah tampak mendekati warung mbah Darmo. Kemudian muncul sepasang suami istri. Aku lupa-lupa inget sama mas yang satu ini. Kayaknya pernah ketemu, tapi aku lupa dimana. Setelah aku salaman dengan beliau ini, ohhh mY GOD ternyata dia adalah mas Loko putra dari pelukis terkenal Joko Pekik. Mas Loko baru saja dari Misa Natal (Met Natal mas Loko). Terakhir ketemu mas loko, waktu acara koes plus-an di Pyramid jalan Parangtritis.

Tampak sebuah motor di parkir di sisi utara warung mbah Darmo. Saya melihat dua orang menuju warung mbah Darmo, mereka adalah GusBam dan Dewo PLO. Obrolan kami pun semakin renyah dengan guyonan-guyonan khas mereka. Mereka saling ejek dan mbanyol sampe perut saya mules nehhh denger guyonan mereka. Geneee nehhhh kalo pelawak-pelawak dah pada ngumpul.......

Ahhh......rasanya hatiku sedikit terobati dengan banyolan-banyolan mereka. Jarum jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Mata ini sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Akhirnya kami pun memutuskan untuk membubarkan diri.


salam


benny pew